Sejarah Perkembangan Tulisan
Sejarah Perkembangan Tulisan – Mekanisme tulisan yang dikenali paling dulu, sebelumnya bermotif, nampaknya ialah mekanisme tulisan bangsa Sumeria (sekitaran 3000 SM, di Mesopotamia). Beberapa ahli memperlihatkan sebuah jalinan derivasi di antara mekanisme tulisan ini dengan mekanisme tulisan Mesir Kuno serta mekanisme tulisan Cina. Walau terkait dengan mekanisme tulisan Cina nampaknya mustahil ada.Tulisan Sumeria sebelumnya dipakai cuman dalam kerangka terbatas untuk kepentingan administratif, daripada untuk komunikasi umum dan sastra. Tulisan ini selanjutnya diperlebar bentangan dan penggunaannya.
Sejarah Perkembangan Tulisan dari Masa ke Masa
Dalam tulisan ini, kita memulai riwayat pengkajian ilmu bahasa dengan beberapa hasil yang sudah diraih bangsa Yunani kuno. Ini karena argumen yang simpel yakni jika beberapa pemikir Yunani mengenai bahasa, dan mengenai beberapa masalah yang diakibatkan riset ilmu bahasa, memulai di benua Eropa kaji-kajian yang bisa kita sebutkan pengetahuan ilmu bahasa dalam artian yang paling luas, dan jika pengetahuan ini sebagai satu konsentrasi ketertarikan yang terus-menerus dari jaman Yunani kuno sampai ke jaman saat ini pada suatu posisi kepakaran yang tidak ada putus-putusnya.
Tulisan yang sebelumnya dalam huruf bermotif atau tulisan yang dibuat orang Mesir dan di beberapa tempat yang lain, secara terpisah, seperti pada Cina dan Amerika tengah. Tulisan silabik yang selanjutnya jadi sumber abjad Yunani mungkin dibuat dengan mengikuti tulisan Mesir, dan dengan bertahap diganti.
Aksara
Perubahan apa saja dari satu mekanisme tulisan yang memungkinkannya pendataan secara visual, satu bahasa seperti bahasa itu disampaikan dan dimengerti sebagai satu hasil kreasi besar. Umumnya sepanjang beberapa angkatan dalam analitis ilmu bahasa yang khusus diaplikasikan atau ditujukan ke keperluan-kebutuhan ringkas. Namun, lepas dari penemuan tulisan awalnya dan bersambung dari tulisan itu, kita memiliki beberapa contoh dokumen Gramatiks Kuno dari Babilonia, yang dari lebih kurang 1600 SM dan selanjutnya yang dicatat pada tablet dengan tulisan kuno berupa baji (cuneiformscript) yang tuliskan berbentuk contoh tasrif infleksi-infleksi kata tukar, kata kerja dan tipe kata lain dari bahasa Sumeria dengan persamaannya dengan bahasa Akkadi (bahasa Babilonia).Arah kreasi ini untuk konservasi pengetahuan mengenai bahasa Sumeria satu bahasa yang sudah jadi bahasa mati, tetapi banyak tuliskan kesusastraan Babilonia periode kemarin.
Semenjak zaman Pra-sejarah atau yang dikenali dengan zaman batu, manusia belum mengenali tulisan. Untuk pengutaraan tujuan, mereka membuat gambar di dinding-dinding gua. Warga zaman batu biasanya benar-benar inovatif, selainnya membuat beberapa gambar mereka membuat beberapa patung – patung yang paling primitif.
Zaman dengan cepat berkembangan, bersamaan dengan hadirnya kebudayaan-kebudayaan baru, karena itu tulisan yang dibikin orang di saat itu berbeda.
Aksara-aksara di dunia, pada umumnya dikelompokan dalam empat sisi besar:
- Aksara FONETIK, ialah tipe aksara yang berbentuk simbol fonem (simbol Bunyi) sama seperti yang kita dapatkan pada aksara Yunani, Rusia dan Gotik. Perubahan seterusnya, sesudah bangsa Romawi memperbaiki aksara-aksara itu dan kita mengenal dengan tulisan sekarang ini.
- Aksara SILABIK ialah aksara yang memvisualisasikan suku kata seperti aksara India, Asia Tenggara Dataran dan beberapa dikepulauan Nusantara (Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan) dan di Jepang.
- Aksara PIKTOGRAF ialah tipe aksara yang berbentuk beberapa gambar.
- Aksara IDEOGRAFIK , tipe ini bisa disaksikan seperti tulisan Cina saat ini, aksara ini menyimbolkan beberapa benda yang secar nyata bisa disaksikan atau dirasa di kehidupan setiap hari.
Alfabet
Istilah alfabet sebenarnya datang dari bahasa Semit. Istilah ini terdiri dari 2 kata, yakni aleph yang memiliki arti ‘lembu jantan’ dan kata beth yang memiliki arti ‘rumah’. Konotasi pictografis dari pemahaman ke-2 kata ini jadi panggilan untuk memperlihatkan huruf pertama a (aleph) dan b (beth) dalam posisi beberapa huruf semit (Mario Pei,1971:176). Ini tidak berarti jika tulisan itu menggunakan mekanisme pictografis-ideografis, namun justru kebalikannya. Orang-Orang Semit ambil pertanda gambar lembu (kepala lembu) dari huruf Hierogliph Mesir tanpa mempedulikan pemahaman lembu itu dengan bahasa Mesir sendiri, sedang menurut bahasa Semit, lembu itu disebutkan aleph. Demikian pula dengan pertanda gambar rumah yang mereka sebutkan beth. Selanjutnya dengan menggunakan konsep akroponi, pertanda gambar kepala lembu, oleh warga Semit jadi pertanda untuk bunyi a dan pertanda gambar rumah untuk bunyi b. Semua huruf pada alphebt Semit memiliki konotasi seperti pictografis itu.
Wilayah yang Mula-Mula Memakai Mekanisme Alfabet
Bangsa Semit sebagai yang pertama memakai mekanisme alfabet atau abjad, nampaknya telah disetujui oleh beberapa sarjana. Tetapi, wilayah manakah dari beberapa daerah yang ditinggali oleh suku bangsa Semit yang terlebih dulu memakainya, masih ada ketidaksamaan-perbedaan opini dari mereka. Ketidaksamaan opini ini semakin kelihatan sesudah diketemukan beberapa bukti tercatat di teritori Sarabit al-Khadim, yakni satu wilayah yang berada di antara Fustat dan Adhruh, (berbahagian timur Qulzum saat ini).
Inskripsi Sarabit al-Khadim ini oleh kelompok pakar, diambil kesimpulan sebagai inskripsi paling tua yang memakai mekanisme alfabeth (abjad). Diprediksi jika inskripsi ini sudah dicatat sekitaran tahun 1850 sM.(Shiddiqi,1983) oleh beberapa orang Sinai yang bekerja di tambang-tambang batu permata pyrus.
Penemuan inskripsi ini tentu saja ialah referensi akhir yang menampik anggapan yang sejauh ini sudah disampaikan oleh beberapa pakar jika beberapa orang Phoenicialah yang pertama kalinya mentransfer Hierogliph jadi tulisan alphebetis. Inskripsi Sarabit al-Khadim rupanya lebih tua beberapa era dibandingkan dengan inskripsi Ahiram Yubail yang diketemukan oleh Monte di wilayah Gebal purba (Byblos) yang disebut bukti tercatat penggunaan pertama mekanisme alfabet oleh beberapa orang Phoenicia. Dengan penemuan baru ini beberapa pakar pada akhirnya bisa yakini secara tepat “jembatan” yang menyambungkan di antara Hierogliph Mesir dengan alfabet Phoenicia. Karena sejauh ini mereka disangsikan oleh ketidaksamaan yang terlampau besar di antara wujud tulisan Mesir itu dengan wujud tulisan yang dipakai oleh beberapa orang Phoenicia, hingga benar-benar susah pastikan jika beberapa orang Phoenicia yang pertama kalinya menggubah beberapa huruf Mesir ke mekanisme alfabet.
Realita jika Sinai yang pertama kalinya memakai alfabet dalam mekanisme penulisan mereka diperkokoh juga oleh letak geografis wilayah ini, yang rupanya lebih dekat sama Mesir dan wujud tulisan yang tidak begitu menyolok bedanya.
Daerah Perubahan Mekanisme Alfabet
Mekanisme alfabet Sinai di saat selanjutnya berkembang ke banyak wilayah, salah satunya ke Phoenicia. Oleh beberapa orang Phoenicia, mekanisme penulisan Sinai ini diperkembangkan sebegitu rupa. Beberapa watak huruf ditingkatkan dan diatur atas dasar dasar bunyi yang disimbolkan. Karenanya anggapan jika beberapa orang Phoenicia yang pertama memakai mekanisme alfabet dipandang berargumen saat sebelum ditemukan bukti tercatat di daerah Sinai (inskripsi Sarabit al-Khadim seperti sudah disampaikan sebelumnya. Tetapi, peran beberapa orang Phoenicia dalam memperantai peningkatan alfabet ke sejumlah teritori Eropa memang sulit untuk dibantah.
1. Jazirah Arab Utara, Asia Kecil dan Eropa
Dalam perubahannya ke arah utara, alfabet Sinai mendapat perkembangan yang paling cepat. Alfabet ini pada akhirnya, selian melahirkan alfabet Phoenicia, sudah turunkan tulisan Ibrani dan Aramia. Dari ke-3 rumpun tulisan yang umum disebutkan dengan Tulisan Semit Utara ini berkembang lebih luas kembali dan melahirkan tulisan-tulisan besar yang dipakai sampai sekarang ini.
Tulisan Phoenicia dibawa ke Yunani oleh Cadmus, dan disini berkembang jadi tulisan Etroska yang disebut cikal akan perkembangan tulisan Romawi Barat yang digunakan di berbahagian paling besar Eropa di saat itu. Peningkatan lain dari tulisan Yunani sudah juga dilaksanakan oleh salah seorang uskup Konstantinopel, Cyrillius dan Metodeus. Tulisan ini memperoleh perubahan bersamaan dengan perubahan agama Kristen di Slavia, Rusia, Ukeraina, Serbia, dan Bulgaria. Dijumpai jika tulisan yang berkembang di Slavia ini tidak hanya datang dari Yunani, namun masukkan beberapa unsur tulisan Ibrani. Ini disebabkan karena ada bunyi-bunyi Slavia yang tidak ada dengan bahasa Yunani (Mario Pei,1971:81).
Dari rumpun Aramia (Aramaic) sudah melahirkan tulisan Syryani, Nabthi, Tadmury (Palmyra) dan tulisan Pahlavi yang disebut tulisan asli bangsa Persia. Di berbahagian lain alfabet Sinai sudah juga turunkan tulisan Devanagari kuno di India. Kita sudah mengetahui jika banyak tulisan yang ada di teritori Asia selatan dan tenggara datang dari tulisan Devanagari ini, karena tulisan ini berkembang bersamaan dengan penebaran agama Budha. Tulisan kuno di India. Kita sudah mengetahui jika banyak tulisan yang ada di teritori Asia selatan dan tenggara datang dari tulisan Devanagari ini, karena tulisan ini berkembang bersamaan dengan penebaran agama Budha. Tulisan Siryani dan Nabthy dalam perjalanannya ke berbahagian selatan jazirah Arab sudah tergabung dengan watak tulisan yang dari jazirah selatan ini, khususnya pada periode peluasan kerajaan Anbath ke sebagian besar jazirah Arab pada era pertama Masehi. Penyatuan berikut yang pada akhirannya turunkan tulisan Arab kuno sampai jadi tulisan Arab sama seperti yang berkembang sekarang ini.
2. Jazirah Arab Selatan
Perjalanan alfabet Sinai ke berbahagian selatan jazirah Arab sudah meningkatkan tulisan yang ada di kerajaan-kerajaan Arab Selatan, seperti kerajaan Saba`, Minaiyah dan sebagainya. Namun tidak didapat info yang jelas mengenai tulisan yang dipakai oleh warga di kerajaan Arab selatan ini di saat awalnya. Beberapa anggapan menjelaskan jika tulisan yang dipakai warga Arab di saat itu datang dari tulisan Demotic (tulisan rakyat Mesir kuno). Sesudah masuknya alfabet Sinai ke daerah ini, baru dikenali satu tipe tulisan yang sudah memakai mekanisme alfabet, dan banyak kesamaan wujud dan watak hurufnya dengan alfabet Sinai, seperti bisa jadi perhatian pada tabel sebelumnya. Tulisan Arab selatan ini selanjutnya dikenali dengan Musnad.
Jika jadi perhatian lebih jauh wujud dan watak simbol huruf Musnad, karena itu semakin dugaan kuat jika watak Sinai semakin banyak memberi warna pembangunan simbol beberapa hurufnya, dibandingkan dengan tulisan asli warga Arab selatan yang dipandang telah ada itu. Realita itu nampaknya perkuat sangkaan jika minimal Arab selatan mendapatkan dampak dari alfabet Sinai dalam saat yang bertepatan dengan Phoenicia. Tetapi sementara pakar sudah berasumsi lain, yakni jika alfabet Arab selatan sebagai perubahan dari alfabet Phoenicia yang dibawa ke daerah ini lewat lajur perdagangan.
Perubahan tulisan Musnad ke arah utara pada akhirannya tergabung dengan tulisan-tulisan Semit utara dan melahirkan tulisan Arab kuno (Hyry). Tulisan-tulisan Arab itu, sesudah agama Islam lahir, rupanya mendapat perhatian khusus untuk penganutnya.
Oleh karenanya, tulisan ini pada akhirnya semakin mengalami perkembangan dan meluas cepat bahkan juga melebihi batasan-batas daerah yang memakai bahasa Arab. Bersama Al-Qur`an, tulisan Arab sudah semakin makin tambah meluas ke beragam bangsa dan bahasa, seperti Fula, Hausa dan Swahili di Afrika, Melayu, Sunda dan Jawa di Indonesia, bangsa Moro di Phillipina, Urdu dan Punjabi di India, Persia di Iran dan berbagai bahasa Turki di Uni Sovyet (Mario Pei,1971:81).
Dari Rincian di atas bisa diambil kesimpulan jika dari akar alfabet Sinai sudah melahirkan dua wujud tulisan besar yang dipakai secara luas sampai sekarang ini, yakni tulisan Romawi –yang pada akhirannya dikenali dengan tulisan Latin–, dan tulisan Arab. Ke-2 wujud tulisan ini, biarpun sama datang dari rumpun yang serupa, yakni Sinai, tetapi dalam perubahannya ada ketidaksamaan-perbedaan yang mendasar pada watak huruf dan langkah penulisan. Dalam tulisan Romawi, lambang-lambang konsonan dan vocal mendapat tempat yang serupa pada penulisan, sementara pada tulisan Arab –seperti tulisan Ibrany dan Siryani (Semit utara)– , lebih menunjukkan huruf (simbol) konsonan saja, sedang simbol vocalnya diberikan seutuhnya pada pemahaman pembaca. Baru pada perubahan akhir (sesudah Islam), simbol vocal tercantum pada penulisan, namun berbentuk pertanda khusus yang ditaruh di atas atau di bawah simbol konsonan. Ketidaksamaan yang lain adalah jika tulisan Arab dicatat dari kanan ke kiri, sedang tulisan Romawi dicatat kebalikannya
Sepintas Sejarah aksara di Indonesia
Pertanda sebuah zaman riwayat dalam warga diantaranya ialah kehadiran tulisan sebagai komunikasi penting di kehidupan sehari-harinya.
Di Indonesia penemuan paling tua pertama ialah prasasti Mulawarman dari kerajaan Kutai yang tertulis huruf Palawa (Wilayah India Selatan). Berikut yang mengisyaratkan hadirnya zaman riwayat tulisan di Indonesia ( era V Masehi).
Aksara di Indonesia dipengaruhi tiga budaya besar di dunia :
- India (Hindu-Budha) disebutkan masa klasik
Di Indonesia lebih condong menggunakan aksara India Selatan yang disebutkan Palawa (Sumatera, Jawa, Bali). Masuk ke Indonesia erat berkaitan dengan jalinan niaga/ perdagangan. waktu itu posisi aksara Palawa dan bahasa Sansekerta sebagai tulisan dan bahasa multinasional yang memiliki contact dengan India. Kedatangan aksara Palawa di Indonesia memacu perubahan selanjutnya dalam pemakaian tulisan sebagai media komunikasi pada riwayat Indonesia.
- Arab, yang disebutkan dengan masa Islam
Era XIII, masa classic usai bersama robohnya kerajaan Majapahit di Jawa Timur dan kerajaan Pajajaran di Jawa Barat. Penebaran agama Islam di Nusantara mulai kurangi dampak Hindu dan Budha. Budaya di tempat + kebudayaan Arab = Aksara Arab Gundul, disebutkan aksara Arab Melayu.
- Eropa, yang dikenali dengan istilah masa Penjajahan
Kedatangan bangsa Eropa yang melangsungkan jalinan dagang, berkaitan erat dengan penebaran dan pengenalan aksara Gotik (Portugis) dan aksara Latin (Belanda) 1522.
Aksara Latin-lah yang selanjutnya diterima dan jadi aksara Nasional yang kita gunakan saat ini (1705). Pada era XVII, kertas sebagai materi untuk menulis, pertama kalinya dihadirkan dari Eropa dan Cina. Di tahun 1851 mulai ada penerbitan beberapa buku pelajaran yang menggunakan bahasa Latin.